Latar Belakang
Pada 11 Oktober 2025, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi, sebelumnya Kominfo) secara resmi meluncurkan sebuah sistem penting bagi industri gim di Indonesia: Indonesia Game Rating System (IGRS). Peluncuran ini dilakukan dalam acara Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2025 di Bali.
IGRS menjadi sistem klasifikasi gim nasional berbasis usia, dan merupakan yang pertama di Asia Tenggara menurut pernyataan Menkomdigi Meutya Hafid.
Apa Itu IGRS dan Tujuannya
IGRS adalah sistem rating konten gim yang dikelola oleh Komdigi untuk mengklasifikasikan permainan digital menurut kelompok usia pengguna. Wikipedia+1 Beberapa tujuan utama sistem ini:
- Perlindungan Anak
Melindungi anak-anak dari konten game yang tidak sesuai untuk usia mereka. Meutya Hafid menegaskan bahwa selain mendukung industri gim, IGRS juga dirancang untuk melindungi para pemain, terutama anak-anak. - Panduan Bagi Orang Tua
Memberi panduan bagi orang tua agar bisa memilih gim yang sesuai dengan usia anak, sehingga lebih aman. - Regulasi dan Profesionalisasi Industri Gaming
Memberi acuan kepada para pengembang gim terkait konten yang mereka buat, sekaligus meningkatkan profesionalisme dalam ekosistem gim Indonesia. - Penegakan Kepatuhan Konten
Komdigi akan melakukan verifikasi konten secara berkala, dan bisa menindak (menyesuaikan rating atau bahkan “take down” gim) jika ditemukan inkonsistensi.
Klasifikasi Usia dalam IGRS
Sistem rating IGRS membagi gim ke dalam beberapa kategori usia, yakni:
- 3+
- 7+
- 13+
- 15+
- 18+
Selain itu, ada juga RC (Refused Classification) untuk gim yang dianggap melanggar norma tertentu — contohnya konten pornografi atau unsur perjudian — di mana gim tersebut bisa diblokir atau dilarang peredarannya di Indonesia. Wikipedia
Mekanisme Penilaian dan Verifikasi
- Self-Assessment oleh Developer
Pengembang gim diharuskan menilai sendiri konten gim mereka sesuai kriteria yang ada di IGRS. - Verifikasi oleh Komdigi
Setelah self-assessment, Komdigi akan mengecek ulang konten gim untuk memastikan rating yang diajukan sesuai dengan kenyataan isi gim. - Sanksi Jika Tidak Sesuai
Jika ditemukan perbedaan antara rating dan konten, Komdigi dapat:- Meminta pengembang memperbaiki rating, atau
- Menutup akses gim (take down) jika kontennya sangat melanggar (mis. unsur perjudian, pornografi).
- Kewajiban Label Rating
Semua gim yang diedarkan di Indonesia (termasuk gim lokal dan impor) wajib mencantumkan label rating usia IGRS di halaman distribusi digital atau packaging.
Dampak untuk Industri Game dan Para Pemain
- Industri Game Lokal
Bagi pengembang lokal, IGRS bisa menjadi pedoman yang jelas untuk menciptakan konten yang sesuai norma dan budaya Indonesia, sekaligus meningkatkan kredibilitas game mereka di pasar lokal. - Pembaruan Regulasi
Sistem ini didukung oleh kerangka hukum: Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2024 tentang percepatan pembangunan industri gim nasional, serta Peraturan Menteri Komdigi No. 2 Tahun 2024 tentang klasifikasi gim. - Perlindungan Konsumen (Pemain & Orang Tua)
Orang tua kini punya panduan yang lebih kuat untuk memilih gim yang aman untuk anak mereka — IGRS menjadi semacam “label keamanan usia digital”. - Penegakan dan Kepatuhan
Dengan verifikasi dari Komdigi dan potensi sanksi, diharapkan para pengembang dan penerbit tidak sekadar asal memberi rating, tetapi benar-benar melakukan penilaian konten dengan serius.
Tantangan dan Catatan Kritikal
- Implementasi Efektif
Walau sistem sudah diluncurkan, tantangan besar adalah memastikan semua gim (termasuk dari developer asing) benar-benar mengikuti sistem rating IGRS, terutama pada platform-platform internasional seperti Steam. - Sumber Daya Pemerintah
Komdigi harus punya kapasitas verifikasi yang cukup agar bisa memeriksa rating konten secara berkala dan adil. - Keseimbangan Kreativitas vs Regulasi
Ada kekhawatiran dari sebagian pengembang bahwa regulasi terlalu ketat bisa mengekang kreativitas. Di sisi lain, sistem rating ini juga bisa dilihat sebagai cara profesionalisasi sehingga ekosistem game jadi lebih matang. - Kesadaran Publik
Agar sistem ini maksimal, orang tua, gamer, dan publik perlu lebih sadar akan pentingnya rating gim. Jika hanya dijadikan formalitas, tujuan perlindungan bisa kurang tercapai.
Kesimpulan
Peluncuran IGRS oleh Kominfo (Komdigi) adalah langkah strategis dan progresif dalam mengatur ekosistem game di Indonesia. Sistem ini tidak hanya berfungsi sebagai alat kontrol, tetapi juga sebagai pendorong pertumbuhan industri gim yang sehat dan bertanggung jawab. Dengan klasifikasi berdasarkan usia, verifikasi konten, dan kewajiban mencantumkan rating, IGRS memberikan fondasi kuat bagi masa depan gaming di Indonesia — di mana kreativitas pengembang tidak dibatasi semata, namun dilindungi dan diarahkan agar tetap sesuai norma sosial dan budaya.
